Harapan dari bidang riset pengembangan
keilmuan (RPK) dalam kegiatan ini yaitu, meningkatkan tingkat kritis mahasiswa
dan minat baca, karena seperti yang kita ketahui tingkat rendahnya literasi
sekarang menjadi sebuah isu global dan itu menjadi peringatan bagi kita
terhadap hal tersebut, bidang RPK PK IMM Allende sadar akan hal itu. Karena
kita sebagai mahasiswa selain di tuntut untuk berpikir kritis juga diberikan
ekspektasi tinggi oleh masyarakat menjadi Agent of Change yang akan merubah
Indonesia ke arah yang lebih baik.
Surabaya - PK IMM Allende sukses menggelar program kerja Diskusi Literasi yang dilaksanakan di sekretariat PK IMM Allende, pada Rabu (19/03). Acara ini terbuka untuk umum dan diperuntukkan bagi seluruh insan yang merasa haus akan ilmu pengetahuan serta ingin mengembangkan diri secara intelektual. Program ini diadakan sebagai wadah bagi siapa saja yang masih melek terhadap literasi namun merasa ada kekurangan dalam penguasaan ilmu yang dimiliki.
Berbagai argumen dan pendapat dari para peserta mengalir dengan lancar, diiringi dengan debat kusir yang menyenangkan sehingga dapat menciptakan suasana diskusi yang interaktif dan produktif. Program ini dilaksanakan setiap dua minggu sekali oleh bidang Riset, Pengembangan, dan Keilmuwan (RPK), dengan tujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar peserta melalui pertukaran gagasan dalam diskusi yang penuh wawasan. Tidak hanya mempererat hubungan sosial, program ini juga bertujuan untuk mempertajam pemikiran kritis mahasiswa dan audiens yang hadir, sehingga mereka mampu berpikir lebih analistis dan refleketif.
Pada pertemuan pertama diskusi literasi ini, topik yang dibahas adalah buku Berani Tidak Disukai, sebuah buku yang cukup terkenal. Pemantik diskusi hari ini mengangkat beberapa topik dari buku tersebut, seperti ‘Mengapa manusia tidak boleh mencari validasi dari orang lain?’ dan ‘Apa arti kebahagiaan menurutmu?’. Melalui pembahasan dan argumentasi para peserta, kita memperoleh wawasan baru bahwa kita tidak seharusnya menjadi manusia yang haus validasi, karena validasi bersifat candu dan dapat mendorong seseorang untuk mencarinya dengan berbagai cara.
"Jangan hanya mencari kebahagiaan, tapi ciptakanlah kebahagiaan. Apa yang ada dapat kita jadikan sebagai sumber kebahagiaan.” ungkap Bobic selaku pemantik Diskusi Literasi kali ini.
Komentar
Posting Komentar